Senin, 02 Juli 2012

Dramaturgi



DRAMATURGI dan SINEMATOGRAFI
  1. Konsep sinematografi film yang bisa diterima dilapisan masyarakat jika ditinjau dari sisi religiusitas. Sinematografi merupakan suatu unsur yang penting dalam pembuatan film. Karena dengan adanya sinematografi, kita bisa mengetahui maksud dari sebuah pesan yang disampaikan dari isi cerita film tersebut. Jika ditinjau dari sisi religiusitas, sehingga bisa diterima di lapisan masyrakat, sebaiknya konsep sinematografi dibuat tidak melebih-lebihkan atau sesuatu yang tidak bisa dinalar oleh akal. Dalam hal ini, kita bisa menggunakan sebuah cara dalam pengambilan gambar dengan tidak menuunjukkan sesuatu hal yang bisa membuat orang menjadi takut, tidak suka, atau bahkan membuat orang berpikir bahwa sesuatu hal tersebut tidak mungkin terjadi. Selain itu, hindari pengambilan sebuah gambar yang kesannya menipu atau menggunakan animasi yang tidak masuk akal. Misalnya, burung elang raksasa yang bisa bicara, hujan deras di siang hari yang panas, dan lain-lain. Untuk membangun religiusitas pada seseorang melalui sebuah film, selain memperhatikan cara pengambilan gambar, dalam proses editing atau pemotongan gambar juga berperan penting. Kita harus bisa memberikan sebuah tampilan hasil gambar yang bagus. Kejernihan dan kejelasan gambar juga harus diperhatikan, dan hal itu bisa dibantu melalui tahap editing.
  2. Persamaan dan perbedaan dimensi religiusitas dengan konsep medium dakwah islam atau religi, sebenarnya merupakan dua sisi yang sulit untuk dibedakan ataupun disamakan. Ada beberapa catatan mengenai keduanya yaitu sebuah film yang di dalamnya terdapat konsep religiusitas, pasti berujung pada sebuah film yang mengandung sebuah pesan dakwah. Akan tetapi, bedanya dalam sebuah film yang menggunakan konsep religiusitas biasanya tidak langsung menampilkan sebuah icon yang menunjukkan pada sebuah agama. Hal ini diharapkan agar penonton tidak langsung mengeklaim bahwa film tersebut hasil buatan dari salah satu agama. Dengan menggunakan cara tersebut, diharapkan sebuah film dapat diterima di semua lapisan masyarakat meskipun berbeda agama, dan pesan dakwahnya untuk mengajak kebaikkan tersampaikan. Sedangkan jika sebuah film religi atau dakwah pasti akan langsung menunjukkan sebuah icon agama tertentu. Misalnya, film Ayat-Ayat cinta yang menunjukkan pemakaian jilbab pada hampir semua pemain filmnya. Ini menunjukkan bahwa film ini adalah film Islami. Atau sinetron religi Para Pencari Tuhan, orang yang non islam tidak menonton dengan alasan perbedaan agama dan mereka tidak mengerti tentang ajaran agama islam.
  3. Dekonstruksi sinematografi adalah cara pengambilan gambar yang menghasilkan gambar yang buruk, atau yang tidak mengikuti teknik pengambilan gambar secara umum, karena dipandang tidak lazim dalam menentukan sudut pengambilan gambar.
  4. Dramaturgi berasal dari kata drama yang dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Menurut saya, cara merealisasikan dramaturgi dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan merenungi dan menghayati setiap peran yang didapatkan dalam sebuah cerita. Setelah itu, saya akan merealisasikan dalam tingkah laku saya. Akan tetapi saya akan mengambil dan mengaplikasikan hal-hal yang baik saja. Dan jika mendapat peran yang jahat atau buruk tidak akan aplikasikan, tetapi cukup menjadi pelajaran bagi saya, jangan sampai saya melakukan perbuatan yang sama seperti ketika mendapat peran buruk. Sedangkan cara mensosialisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, setidaknya saya bisa memberi pengaruh yang baik bagi lingkungan sekitar saya, dengan cara mengajarkan dari pengalaman apa yang telah saya dapatkan.
  5. Gagasan yang dapat saya berikan untuk perkembangan film yang bernuansa dakwah antara lain, dalam perfilman dakwah menyajikan sebuah cerita yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tidak menunjukkan bahwa agama itu keras atau memaksa pemeluknya. Tidak menyinggung, atau melecahkan agama lain. Bersifat mendidik dan memberi pelajaran. Cerita yang tidak monoton dengan cara isi cerita yang menghibur tapi bisa tersampaikan pesan dakwahnya. Misalnya, Para Pencari Tuhan.
  6. Penjelasan dan proses dari:
  • Konsentrasi
Konsentrasi merupakan cara untuk memahami dan mengusai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi menanggapi dengan kacau atau menganggu terhadap suatu peristiwa. Atau dengan kata lain, konsentrasi adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu.
Proses dari konsentrasi berawal dari memikirkan atau memusatkan pikiran hanya pada satu objek saja. Kita bisa melakukan kosentrasi dengan car memejamkan mata, dan berada di tempat yang hening atau sepi. Sehingga diharapkan bisa mempercepat proses konsentrasi, atau supaya tidak mengganggu proses kosentrasi tersebut.
  • Meditasi
Dalam bahasa Indonesia, Meditasi, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan meurut pengertian yang saya pahami, meditasi adalah sebuah proses sikap dimana kita menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa. Diharapkan dari proses meditasi kita mencapai sebuah capaian yang bisa membuat ketenangan dalam hati dan pikiran dan kita menjadi sadar. Karena bisa juga dalam kita bermeditasi merupakan tahapan kita untuk berintropeksi diri.
Proses dari meditasi diawali dengan konsentrasi dan dilanjutkan dengan pernafasan perut berulang-ulang. Setelah itu, konsentrasi penuh dan dilanjutkan dengan mengendorkan semua otot dan seraf wajah, punggung, dan lengan tangan.

  • Kontemplasi
Kontemplasi merupakan dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Kontemplasi juga merupakan suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh, dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat hasil penciptaan dari suatu hal. Sedangkan untuk mewujudkan sebuah kontemplasi tidak bisa lepas dengan ekstansi, yang mana dari ekstansi tersebut kita bisa mengekspresikan apa yang kita dapatkan dari kontemplasi. Ekstansi itu sendiri adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Sehingga, jika kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, dan menikmati keindahan.
Proses dari kontemplasi berawal dari sebuah meditasi yang kita lakukan, kemudian kita memikirkan sesuatu hal yang indah dan tujuan dari diciptakan sesuatu hal yang indah tersebut. Hal ini dimulai dengan mencari sebuah kegelapan dalam arti kita benar-benar bisa merasakan kehadiran Sang Kholiq atau seseorang yang telah lama kita rindukan. Ada beberapa tanda-tanda seseorang besa mencapai kontemplasi, yaitu :
  1. Merasa dicintai oleh Allah, yaitu dimana kita memandang Allah dengan penuh perhatian dan kita akan berjuang keras untuk mencapainya.
  2. Tidak adanya lagi kata-kata, dan juga tidak adanya lagi percakapan yang terjadi adalah hening antara Allah dan jiwa. Ini merupakan tanda permulaan mengalami kontemplasi.
  3. Tidak ada lagi campur tangan dari kemampuan panca indera yang lain. Maksudnya, hilangnya atau menurunnya kemampuan panca indera dan daya-daya batin lainnya, seperti imajinasi dan ingatan.


  • Relaksasi
Relaksasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengenduran atau pemanjangan. Sedangkan menurut pemahaman saya, relaksasi merupakan suatu proses dimana kita mencari sebuah ketenangan batin, atau bagaimana cara kita dalam mengatasi semua apa yang kita pikirkan, ataupun masalah yang kita hadapi. Relaksasi diharapkan bisa mengurangi bahkan menghilangkan stress yang sedang dialami. Apabila kita bisa melakukan relaksasi dengan baik, hal itu sangat bermanfaat juga bagi kesehatan tubuh. Karena bisa mengendorkan otot-otot yang tubuh ketika tegang.
Proses dari relasksasi yaitu carilah tempat yang tenang, kemudian konsentrasi terlebih dahulu, ambil teknik pernafasan perut. Dilanjutkan dengan mengendorkan otot-otot tubuh dalam keadaan sadar. Terus selama sepuluh sampai dua puluh menit memusatkan diri pada perangkat mental, dan yang terakhir menerima dengan sikap yang pasif terhadap pikiran-pikiran yang sedang bergolak. Cobalah berpikir positif dengan semua yang terjadi.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar