Senin, 02 Juli 2012

surat Asy-Syu'araa

  1. SURAT ASY-SYU’ARA AYAT 80-81

و ا ذا مر ضت فهو يشفين و ا ذاي يميتني ثم يحيين
Terjemahan:
80. dan apabila aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkan aku
81. dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali1.

  1. MUFRODAT
: dan apabila aku sakit, berbeda dengan redaksi lainnya. Perbedaan pertama, penggunaan kata idza/apabila dan mengandung makna besarnya kemungkinan atau bahkan kepastian terjadinya apa yang dibicarakan, dalam hal ini adalah sakit. Ini mengisyaratkan bahwa sakit berat atau ringan, fisik atau mental merupakan salah satu keniscayaan hidup manusia. Perbedaan kedua, redaksinya yang menyatakan “Apabila aku sakit,” bukan “Apabila Allah menjadikan aku sakit”. Namun, demikian dalam hal penyembuhan seperti nikmat juga dalam pemberian hidayah, makan-minum, secara tegas beliau menyatakan bahwa Yang melakukannya adalah Dia.
: maka Dia, yang dimaksudkan yaitu berfungsi untuk mengkhususkan apa yang diinformasikan itu.


  1. ASBABUN NUZUL
Ayat ini turun karena masyarakat yang hidup di zaman Nabi Ibrahim mengalami sakit, namun mereka masih saja meminta pertolongan kepada berhala-berhala mereka. Sehingga turun ayat ini, agar Nabi Ibrahim menyampaikan kepada masyarakat yang hidup pada saat itu supaya sadar bahwa sesungguhnya Allahlah yang memberi sakit, dan Dialah pula yang akan menyembuhkan sakit itu2. Karena sesungguhnya Dialah yang memberi kesembuhan, serta Dia pula yang mematikan, juga menghidupkan kita kembali untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita, setelah kita mati nanti.3

  1. PENJELASAN
Sebenarnya ayat-ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang menceritakan dialog diatara Ibrahim dan ayahnya. Ibrahim berkata: “ Aku menyembah Tuhan yang menciptakan aku dan yang menunjukkan jalan bagiku, yang memberi makan dan minum kepadaku dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan penyakitku dan yang mematikan aku kemudian menghidupkan aku kembali di hari kiamat nanti4. Selain itu Nabi Ibrahim juga menerangkan beberapa sifat Tuhan Semesta Alam untuk meyakinkan kaumnya, diantaranya:
  1. الذ ي خلقني فهو يهد ين
Yang bearti Dialah Pencipta yang telah menciptakan dan membantuku, lalu memberikan bentuk yang baik kepadaku. Dan Dia yang memberkan petunjuk kepadaku tentang segala kepentinganku dalam urusan penghidupan dan akhirat, petunjuk yang senantiasa actual.
  1. و الذ ي هو يطعمنى و يسفين
Dialah yang memberikan rezki kepadaku dengan memudahkan berbagai jalan samawi dan ardhi.
  1. و إ ذا مر ضت فهو يسفين
Dialah yang memberikan nikmat berupa kesembuhan jika aku sakit.
Penyadaran sakit kepada dirinya, sekalipun ia terjadi dengan kekuasaan Tuhannya, menunjukkan kesopanan terhadap Tuhannya, seperti perkataan Jin:
و أنا لا ند ر ى أشر أريد بمن فى الرض أم أ را د بهم ربهم ر شدا
Artinya: “ Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”. (Al-Jin: 10).
Ringkasan : Apabila aku sakit, maka tidak seorangpun selain Dia kuasa menyembuhkanku dengan cara apa pun.5

  1. KESIMPULAN
Dari surat Asy-Syu’ara ayat 80-81 berawal menjelaskan tentang kisah Nabi Ibrahim yang merasa bersedih karena kaumnya yang masih menyembah berhala. Sehingga turun ayat tersebut, untuk mengajak kaumnya agar menyembah Allah SWT. Dan menjelaskan bahwa yang sebenarnya yang telah menyembuhkan penyakit, yang mematikan dan menghidupkannya lagi adalah Allah SWT. Kerena pada hakikatnya nikmat yang kita terima itu adalah dari Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
  • Abdul Malik Syaikh, Tafsir Al-Azhar Juz XIX, Surabaya: Yayasan Jatimojong, 1981.
  • Bahreisy Salim dan Said Bahreisy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990.
  • Musthafa Al-Maghribi Ahmad, Terjemahan Tafsir Al-Maghribi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1987.
  • Shihab, M. Quraish, Tafsir Al- Misbah, Jakarta: Lentera Hati. 2002.




1 Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990. Hal: 58

2 Syaikh Abdul Malik, Tafsir Al-Azhar Juz XIX, Surabaya: Yayasan Jatimojong, 1981. Hal:120

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah, Jakarta: Lentera Hati. 2002. Hal: 67

4 Op.cit Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, hal: 58-59

5 Ahmad Musthafa Al-Maghribi, Terjemahan Tafsir Al-Maghribi, Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987 hal: 122-123


Tidak ada komentar:

Posting Komentar